Hari Ke-228

POV: HIMALAYA.

Aku mengamati layar komputer yang menampilkan layar-layar kecil CCTV.

Sebuah motor hitam melesat di jalur 99. Motor milik rekan kerjaku, RED. Dia menggunakan setelan serba hitam dan helm hitam—pakaian khas yang dipakai saat bekerja denganku. Mungkin jika dua kali lagi dia mengenekannya, aku akan hapal letak sobek di celananya dan noda putih di helmnya—ups ternyata aku sudah hapal.

Kami sudah bekerja sama selama tujuh... atau delapan bulan belakangan—oh, lebih tepatnya 228 hari. Lebih dari dua puluh misi telah kami kerjakan.

Tugasku adalah pengepul misi. Sedangkan RED akan turun langsung ke lapangan setelah menyetujui misi yang kupilih.

Di mana aku mengepul misi?

Di tempat yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain.

Haha. Aku ingin tertawa pongah karena mungkin hanya sedikit orang yang dapat menjadi pengepul misi sepertiku.

Semua ini karena aku berbeda dari orang lain.

Tentu, yang kumaksud orang lain adalah orang-orang awam yang hanya tau tentang mesin-mesin pencari biasa seperti google, yahoo, baidu, Bing, dan lain-lain.

Tempat ini adalah tempat yang tidak akan ditemukan dengan mesin pencari biasa—atau mungkin diblokir oleh para provider dan pemerintah.

Tempat ini ada jauuuuuh di dalam internet.

Kalau diibaratkan, situs yang digunakan seluruh manusia saat ini adalah kulit terluar bawang merah, situs-situs yang masih dapat diakses dengan perangkat tertentu adalah lapisan kedua, lalu situs yang dilarang pemerintah adalah lapisan ketiga, kemudian situs yang hanya dapat diakses sedikit orang adalah lapisan keempat—nah, inilah situs yang kugunakan.

Apa aku melakukan hal ilegal?

Sebelum menjawabnya, aku harus memastikan satu hal. Ilegal artinya dilarang atau tidak dibenarkan oleh hukum.

Tapi bagaimana jika yang kulakukan tidak diatur dalam hukum?

Nah.

Lagipula, zaman sekarang siapa yang peduli dengan hukum? Bukankah banyak penegak hukum yang justru menjatuhkan hukum?

Ups, maaf aku kelewatan.

Terlewat benar. Haha

Nah, asal aku tidak menyalahi orang tidak berdosa atau menghilangkan nyawa, aku akan tetap berselancar di situs ini sebagai pengepul misi.

Caraku mengumpulkan misi ini cukup sederhana.

Di situs ini akan ada pihak tertentu yang mengunggah gambaran umum sebuah misi—ada berbagai macam misi, mulai dari menjadi perantara sebuah transaksi, menjadi kurir, hingga pembunuhan.

Tentu, melakukan pembunuhan adalah hal ilegal. Dan menjadi kurir atau melakukan sebuah transaksi kegiatan ilegal juga dapat membuat kami sebagai komplotan atau kaki tangan—yang artinya, itu juga ilegal.

Maka dari itu, aku dan RED memiliki kesepakatan, kami tidak akan melakukan misi jika nantinya kami tidak tau apa isi benda yang kami antarkan atau jenis transaksi apa yang akan kami lakukan.

Nah, namun, ada beberapa pengecualian.

Seperti misi yang baru kami terima, misi platinum.

Semua misi di situ ini dibagi menjadi enam kategori. Bronze, silver, gold, platinum, rhodium, dan diamond.

Bronze adalah misi dengan bayaran minimal 0,02 Bitcoin atau setara enam juta.

Silver adalah misi dengan bayaran minimal 0,04 Bitcoin atau setara dua belas juta.

Gold adalah misi dengan bayaran minimal 0,08 Bitcoin atau setara dua puluh lima juta.

Platinum adalah misi dengan bayaran minimal 0,1 Bitcoin atau setara tiga puluh juta.

Rhodium adalah misi dengan bayaran minimal 0,5 Bitcoin atau setara seratus lima puluh juta.

Diamond adalah misi dengan bayaran minimal 1 Bitcoin atau setara tiga ratus juta.

Bitcoin adalah alat bayar yang biasa digunakan untuk transaksi di situs ini. Beberapa negara melarang penggunaan Bitcoin, tapi negaraku tidak—dan bukan salahku jika menggunakannya.

Para pengunggah akan mengunggah misinya, membiarkan beberapa pengepul untuk mendaftar. Biasanya dibutuhkan beberapa jam hingga beberapa hari untuk pengunggah melakukan seleksi. Setelah dilakukan seleksi, pengunggah akan memilih salah satu pengepul dan BOOM transaksi dilakukan.

Mataku kembali fokus pada layar untuk melihat pergerakan RED.

“Masuk jalur 102. Sepi.” Aku menyipitkan mata, memastikan apa yang kulihat di layar memang benar—jalur 102 lebih sepi.

Ada satu hal lagi yang perlu diketahui, aku sangat menjaga privasiku dan aku juga menghormati privasi orang lain—yang pantas dihormati.

Suara yang terdengar dari pihak RED adalah suaraku yang telah disaring dan ditinggikan—atau artinya, dia akan mendengar suara perempuan saat aku bicara.

RED tidak tau tentang hal ini—dan sepertinya tidak peduli juga. Maka dari itu, aku juga melakukan sedikit perubahan pada suara RED yang aku terima—karena aku menghormati privasinya.

Kami memutuskan untuk tidak mengetahui dan mencampuri hidup satu sama lain. Itu perjanjiannya.

Nah, sekarang, karena RED sudah mengambil paket yang harus diantar, tugasku adalah memastikan dia sampai dengan selamat di lokasi tujuan. Walaupun paket yang diantar hanya tas punggung biasa, aku tetap harus waspada.

Mengantarkan tas punggung sejauh 15 km dan mendapat 40 juta?

Mungkin aku juga akan menolak—sama seperti yang dilakukan RED tadi. Terlebih, kami tidak tau apa isi tasnya.

Seperti yang kubilang sebelumnya, aku dan RED memiliki kesepakatan untuk mengetahui apa yang kami lakukan atau antarkan.

RED masih termasuk skeptis dalam menerima misi—ia selalu ingin mendapat pekerjaan yang bersih—tentu kesepakatan tadi juga diusulkan oleh RED.

Dan.. yep, aku setuju. Kesepakatan kami sebelumnya tidak akan terbuat jika aku tidak menyetujui usulan RED.

Tapi bagaimana bisa aku mendapat pekerjaan bersih di tempat gelap yang terkubur jauh di dalam internet?

Nah, tapi bersih itu adalah kata sifat. Dan kata sifat adalah hal yang subyektif. Bersih versiku artinya kami tidak harus menghilangkan nyawa orang. Sisanya, terserah.

Yep, tapi seperti yang kubilang sebelumnya, aku tetap harus waspada pada misi kali ini.

Aku masih bisa bersyukur bila tas tadi berisi benda haram seperti narkotika dalam jumlah besar atau barang ilegal lain. Aku hanya khawatir bila tas itu berisi benda berbahaya—misal, bom.

Setidaknya—karena aku tidak perlu melakukannya sendiri—atau menyentuh bom, aku harus memastikan RED berhasil sampai di tempat tujuan dengan aman.

Dan itulah masalah kami sekarang.

Perlu diketahui, aku memiliki ingatan yang super baik. Aku berani mengatakan super karena—baru saja—aku berhasil mengidentifikasi sebuah mobil dengan warna dan model yang sama telah mengikuti RED dari jalur 99.

RED, dua ratus meter di belakangmu ada mobil item, coba masuk di jalur 116—itu jalur yang ujungnya jalan jelek belum jadi, kalau dia masih ngikutin—kamu dibuntutin. Hati-hati.”