bulanjuni

POV: BERMUDA. cw // mention of death ; trauma ; crime

“Haku Dharmakala.”

Haya menyodorkan tangan, terlihat sedang mengajak berkenalan.

Mataku membalasnya heran. Maksudnya?

Read more...

POV: BERMUDA.

cw / tw : mention of human trafficking ; crime ; death . Kissing

Enam belas jam telah berlalu sejak aku dan Haya memasuki penginapan. Dua jam kami habiskan untuk berdebat tentang dekorasi tempat tidur, satu jam untuk ban motor, tiga jam untuk saling mendiamkan satu sama lain, dan sepuluh jam untuk melakukan urusan masing-masing—aku di balkon dan Haya di ruang tamu kecil yang menyatu dengan kamar.

Pagi ini—pukul tujuh tepat, kami sedang menunggu jemputan mobil ke panti.

Pakaianku dan Haya agak kontras hari ini, dia mengenakan kemeja dan celana pendek bernuansa gelap yang memberikan kesan santai, sementara aku mengenakan celana kain hitam dan kemeja coklat lengan panjang—lengkap dengan tas pundak hitam—yang membuatku terlihat lebih... serius.

“Sama kayak yang gue bilang kemarin, gue Harum Sinardjaja, lo Rudi Sinardjaja. Kita abis nikah, kesini mau honeymoon, sekalian ngecek panti karena reputasinya bagus. Entar bakal ada pegawai yang nemuin kita karena gue udah bikin janji sebelumnya. Inget, harus keliatan santai.”

Mataku melirik sumber suara dengan sengit. “Lama-lama gue beneran apal.”

Read more...

POV: MAHAMERU cw /tw // harsh words ; mention of murder ; crime ; mention of violence act ; mention of drug ; mention of suicide ; mention of death ; family death

Just to come clean, aku memang pernah tinggal di Panti Asuhan Kasih Abadi.

Untuk menceritakan tentang panti asuhan itu, mungkin aku harus sedikit mengintip di tahun 1998.

Read more...

POV: HIMALAYA cw / tw // harsh words ; violence

Aku percaya struktur otak Erde memiliki lekukan sederhana. Saking sederhananya, mungkin lekukan otak dan ususnya hampir mirip. Dengan kata lain, aku membenci Erde dengan sepenuh hati, jantung, usus, otak, empedu, dan organ dalamku yang lain.

Orang bodoh seperti Erde adalah manusia yang paling kuhindari di seluruh dunia. Aku tidak suka ketika dihadapkan dengan seseorang berdaya pikir rendah dan lamban karena aku tidak sabaran dan menurutku menjelaskan suatu hal yang mudah dimengerti adalah kesia-siaan.

Read more...

POV: MAHAMERU cw / tw // gun ; pistol ; knife ; pisau ; fight scene ; berantem ;

Apa, sih, yang lebih menyakitkan dari dikhianati teman sendiri?

Aku yakin ada banyak jawaban tapi sampai sekarang hal tersakit yang pernah kurasakan adalah dikhianati oleh Haya.

Read more...

POV: FUJI cw / tw / mention of blood

Aku tidak pernah menakar kebodohan Bang Erde. Satu, karena aku tidak berminat. Dua, karena aku tidak pernah memiliki waktu dan kesempatan.

Tapi malam ini, aku tidak sengaja menimbang kebodohan sekaligus kepolosannya. Ah, mau dilihat dari segi manapun, aku yakin beratus-ratus persen Haya benar-benar menaruh perasaan dengan Bang Erde. Dua mataku, satu mata batinku, bahkan mata kakiku dapat dengan jelas melihatnya.

Read more...

POV: Bermuda

“Jadi, lo beneran HOKU?

Mungkin aku sudah menanyakan pertanyaan itu berkali-kali. Tapi berapa kalipun aku bertanya, aku selalu ingin memastikan lagi dan lagi.

Apa benar Haya adalah HOKU?

Read more...

POV: Himalaya.

Aku percaya perasaan manusia dikendalikan oleh otak. Inilah yang dulu aku pelajari saat masih SMA—ritme detak jantung; telapak tangan berkeringat; kaki bergetar; lutut yang mendadak terasa lemas; dan semua reaksi tubuh kita diatur oleh organ yang dilindungi di dalam tengkorak.

Read more...

POV: BERMUDA. cw / tw // harsh words ; murder attempt ; blood ; gun violence ; pistol ; pisau ; knife ;

Pilihan paling salah yang pernah kulakukan adalah memacari Haya.

Dia tidak mendekatkanku dengan Sejati atau membantuku mendapat informasi yang berguna.

Dia menyusahkan.

Dalam berbagai hal.

Read more...

POV: HIMALAYA.

Saat melihat Erde menungguku di lobby, ada satu tanda tanya yang terus berdenging di kepalaku.

Apa Erde bisa dipercaya?

Read more...