“Satya, Asa, bawa kotaknya ke taman ya,” Ujar Julian setelah menurunkan beberapa kardus berisi jus dan snack ke trotoar, “Saya mau cari Pak RT dulu.” Lanjutnya sembari menggulung bagian lengan kaos hingga siku.
Satya dan Asahi mengangguk, segera melaksanakan perintah Julian. Lokasi taman tak jauh. Julian memarkirkan mobilnya tak sampai sepuluh meter dari sana.
Kakung: Bahasa Jawa (halus) yang merujuk pada jenis kelamin 'laki-laki'
Raden mengistirahatkan punggung di sandaran sofa. Matanya masih sibuk menikmati langit sore dipadu lalu lalang beberapa orang di halaman depan. Ia bukannya sedang bersantai. Raden memang ditugaskan untuk menyambut siapa saja yang datang.
Raden baru saja selesai membaca buku yang dibawa untuk jaga-jaga—siapa tau ia harus mematikan ponsel selama di perjalanan (dan ternyata memang harus ia matikan karena Helmi terus membombardir aplikasi pesannya).
cw / tw // mention of ghost ; violence ; blood ; harsh words
Raib sedang berjalan santai di jalanan yang sepi. Tangannya menenteng kantong plastik berisi nasi bebek bakar. Warung Bebek Bakar Bu Ning berjarak sekitar dua puluh menit jalan kaki dari apartemen Raib.
Mata Raib mengamati kios-kios di kanan kiri jalan yang mulai tertutup. Pencahayaan di jalan ini hanyalah lampu jalan yang berjarak tiga puluh meter satu sama lain.
Perumahan Red Hills semakin berkembang pesat tiap tahunnya. Setahun lalu, saat terakhir Raib mengunjungi perumahan ini, ada sekitar lima rumah baru. Sekarang, ada sembilan rumah baru dan satu pusat perbelanjaan. Bahkan hutan di kanan-kiri jalan—pepohonan rimbun sebelum memasuki rumah Hugo—sudah berganti menjadi empat toko besar.
disclaimer: Aku bukan ahli di bidang hukum. Kalau ada kesalahan yang masih bisa dimaklumi tolong maklumi, kalau tidak bisa dimaklumi tolong ketuk DM. Terima kasih.